Sebuah Alternatif Evaluasi pada Pelajaran
Matematika
Mutadi, S. Pd., M. Ed.
Tes model pilihan berganda (multiple choice) sampai saat ini masih dan terus digunakan
secara meluas dalam evaluasi matematika. Sebagai contoh di Amerika, tes pilihan
ganda ini masih mendominasi dalam sistem evaluasi matematika di negara itu
(Garet & Mills: Dikutip Ellerton & Clements, 2000). Sementara itu
berkaitan dengan sistem evaluasi pilihan ganda (Frary; Gays & Thomas;
Hembree; Thongtawat: Dikutip Ellerton & Clements, 2000) mengatakan bahwa
dari hasil riset diketemukan ada sejumlah siswa yang bisa menjawab dengan benar
pada sistem evaluasi multiple choice
namun kenyataannya dia “tidak menguasai” konsep matematika yang berhubungan
dengan soal itu, bahkan ironisnya dia tidak paham terhadap soal yang ia jawab
tersebut. Penelitian (research) lainnya dilakukan oleh Ellerton dan Clement – Mathematics Education
Research Group of Australia (MERGA), Lismore --- terhadap 115 siswa di Year 8
dengan menggunakan 16 soal diperoleh ada 7% siswa yang memilih jawaban dengan
benar tapi tidak paham
terhadap konsep matematika yang terkait dengan soal itu bahkan soal itu
sendiri .
Masih terkait dengan permasalahan
tersebut, Trihastuti (2002, h. 4) menegaskan bahwa penilain hasil belajar yang
hanya menekankan pada hasil akhir
belajar saja dianggap kurang memadai.
Oleh karena perlu dilakukan langkah penyempurnaan terhadap sistem evaluasi yang
ada (multiple choice), yaitu dicarikan
alternatif evaluasi lain. Adapun sistem evaluasi yang lain ini
diharapkan tidak untuk mengganti keberadaan multiple choise test tetapi diharapkan dapat melengkapi
keberadaan sistem evaluasi yang telah ada dan mampu mengatasi kekurangan atau
kelemahan yang selama ini terjadi. Salah satunya adalah dengan menggunakan
sistem evaluasi portofolio (portfolio).
Sistem evaluasi portofolio adalah penilaian lengkap yang memantau perkembangan
siswa dari awal hingga akhir dalam upaya menguasai materi pembelajaran baik
dalam proses (on going records process)
maupun hasil akhir (output) belajar.
Portofolio
Portofolio berasal dari
kata portare yang berarti tas, dan folio yang berarti kertas.
Apabila dilihat asal katanya, portofolio dapat diartikan sebagai tempat atau
map yang digunakan oleh siswa untuk menyimpan hasil kerjanya atau bukti-bukti
yang merupakan hasil kerja siswa (Trihastuti, 2002, h. 1). Sementara menurut
Mousley (2001):
“A
portfolio typically contains a collection of a student’s work which provides a
permanent and ongoing record of progress. In mathematics, as in other areas
such as art, portfolios can be used to show-case students’ work. Therefore,
students may have a large say in what is included in their portfolios. Often,
portfolios contain additional comments by students about the pieces of work in
the collection.”
Dari
definisi yang telah dikemukakan oleh Mousley dapat ditarik kesimpulan, pertama,
bahwa tujuan portofolio adalah untuk melihat kemajuan siswa (ongoing record of progress) selama
proses mengikuti mata pelajaran tertentu. Kedua, portofolio digunakan untuk
menunjukkan hasil kerja siswa dalam mata pelajaran itu. Disamping, portofolio
bisa menumbuhkan refleksi diri siswa lewat memberikan komentar (additional comments) tambahan bahkan
memunculkan pola pikir yang kreatif (lateral
thinking) dalam tiap-tiap kerja yang dilakukannya.
Hal-hal yang perlu ada dalam
portofolio
Menurut Robinson (2000) bahwa
model portofolio pada dasarnya tidak memiliki struktur tertentu dalam
penyusunannya. Portofolio hanya memberikan kesempatan pada siswa untuk
berkreasi dalam mendesainnya yang ditujukan untuk memperlihatkan kemajuannya
dalam mata pelajaran itu. Robinson (2000) menambahkan bahwa dalam setiap
portofolio murid diminta melakukan setidaknya lima hal pokok (five entries), misalnya: menjawab 5
buah pertanyaan dari sebuah tugas portofolio yang diberikan atau melampirkan 5
buah hal atau bukti dari hasil praktek (experiment)
yang dilakukan oleh siswa. Kelima buah pertanyaan atau kelima buah hal yang
perlu dilaporkan dalam praktek tugas portofolio ini bisa dibuat oleh guru
terlebih dulu dengan atau tanpa melibatkan muridnya.
Robinson
(2000) menambahkan dalam portofolio dapat berisi:
a. Group project (proyek yang dikerjakan dalam kelompok)
b. Daily homework assignment (PR harian)
c. Tests (Hasil
tes yang perlu dilampirkan)
d. Essay
(Menulis essay yang terkait dengan mata pelajaran)
e. A mathematical autobiography (Biografi tokoh matematika yang terkait
topik)
f.
Class note (Catatan di kelas)
g. An assignment from a science class (Mengerjakan soal tes dari kelas IPA dari
tinjauan matematika)
h. Quizzes (Teka-teki)
i.
Problem solving (Materi-materi matematika untuk problem
solving)
Robinson (2000) menambahkan
bahwa satu hal yang sangat penting dalam portofolio adalah daftar isi (table of contents), dimana siswa
menuliskan gambaran kemajuan yang telah diperolehnya pada setiap
aktivitasnya. Disamping, siswa perlu
menuliskan rangkuman (summary) yang berisi pemikirannya (thoughts) dan refleksinya (reflection) terhadap tugas portofolio
tersebut.
Kelebihan menggunakan portofolio
Ada beberapa keuntungan yang
bisa diberikan dari model evaluasi portfolio (Robinson, 2000):
1. For teacher, porfolio assignment give an opportunity to
stand back and look at the big picture of the progress that students has made
in the course.
(Untuk guru, evaluasi portofolio memberikan kesempatan untuk melihat kembali
gambaran kemajuan yang telah dicapai muridnya secara keseluruhan).
2. Porfolio challenges the teacher to give students
opportunity to engage in a variety of tasks in addition to such traditional
assessments.
(Evaluasi portofolio memberikan tantangan pada guru untuk dapat memberikan
variasi latihan atau soal atau penugasan praktek).
3. For students, the goals
include taking responsibility for learning, gaining self-confidence and
communicating effectively.
(Keuntungan yang diperoleh siswa, siswa memiliki rasa tanggung jawab dalam
belajarnya baik secara pribadi maupun dalam kelompok kecilnya, diperolehnya
rasa percaya diri, dan bisa mengkomunikasikan hasil belajarnya di depan kelas
secara efektif).
4. Overall, portofolios give the teacher concrete evidence
of how students are progressing, but more important, they give students
opportunity to assemble their own collection of work demonstrating their
mathematical power and progress. (Secara keseluruhan, portofolio memberikan guru akan
bukti yang nyata tentang kemajuan muridnya, tetapi lebih penting lagi,
portofolio memberikan kesempatatan pada murid untuk menyusun koleksinya yang
mencerminkan kehebatannya dan kemajuannya dalam matematika).
Langkah-langkah implementasi
evaluasi portofolio
Berdasarka berbagai pendapat di
atas, maka dapat ditarik beberapa langkah praktis dalam menerapkan evaluasi
portofilio dalam pelajaran matematika.
1. Buat portfolio study guide (Buku Arahan
Penugasan Portofolio)
Buku arahan penugasan portofolio ini
dibuat oleh guru yang berisi tentang Teka-teki, soal-soal problem solving,
proyek matematika, soal-soal matematika yang sulit, matematika di koran atau
majalah, matematika dalam sains, matematika dalam kehidupanseharai-hari dan lain
sebagainya.
2. Hand out
(Lembar penugasan)
Hand out adalah berisi arahan
mengerjakan portfolio yang didasarkan pada portfolio
study guide. Dengan kata lain,
portfolio study guide
hanya merupakan kumpulan soal dan kumpulan aktivitas, sementara hand out inilah yang digunakan untuk
memberi penjelasan pada siswa mana soal yang perlu dikerjakan dan mana
aktivitas yang perlu dilakukan untuk portofolionya.
Hand out ini setidaknya berisi:
a. Ada berapa
Bab yang harus dikerjakan atau dibuat.
b. Hal-hal apa
yang harus disertakan atau dikerjakan di Bab 1, Bab 2 dan seterusnya.
c. Penjelasan
tentang berapa % portofolio ini akan mempengaruhi nilai akhir dalam pelajaran matematika.
d. Kapan
tanggal akhir pengumpulan (Due date).
e. Menginformasikan
tentang kerangka penilaian. Baik berupa observation
assessment form (Penilaian observasi kelas) maupun marking scheme (kerangka penilaian
secara detail), yaitu kriteria-kriteria mana yang menjadi penekanan penilaian
portofolio.
f.
Memberikan contoh Submission form (lembar penyerahan)
yang perlu dibuat siswa. Submission form
merupakan sampul (cover) untuk portofolio anak sekaligus tempat
penilaian dan komentar guru (Teacher’s
Comments) terhadap kualitas portofolio siswanya.
Kesimpulan
Evaluasi
portofolio adalah sebuah bentuk evaluasi yang tidak hanya menekankan pada hasil
belajar melainkan proses belajarnya. Portofolio diharapkan dapat sebagai
alternatif evaluasi yang dapat mengatasi kelemahan sistem evaluasi multiple choice, disamping memberikan
rasa tanggung jawab (take responsibility)
dalam belajarnya pribadi maupun dalam belajar kelompoknya (cooperative learning group) dan
diharapkan mampu meningkatkan rasa percaya diri (self-confidence) pada diri peserta melalui sejumlah presentasi portofolio yang dilakukan di
kelasnya.
REFERENSI
Ellerton, N. & Clements, K.,
2000, “Challenging the effectiveness of pencil-and-paper tests in mathematics”,
dikutip di: Deakin University, Evaluation and Assessment in Mathematics and
Science Education (Reader), Deakin University, Melbourne Australia.
Mousley, J., 2001, “Assessment
of Problem Solving and Modelling”, Dikutip di: Deakin University, Problem
Solving and Modelling (Study Guide), Melbourne.
Robinson, D., 2000, “Student
Portfolios in Mathematics”, Dikutip di: Deakin University, Evaluation
Assessment in Mathematics and Science Education (Reader), Deakin University,
Melbourne.
Trihastuti, S.,
2002, Portofolio, Balai Penataran Guru (BPG) Yogyakarta, Yogyakarta.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !