Headlines News :
Home » , » STAD SEBAGAI SALAH SATU BENTUK COOPERATIVE LEARNING

STAD SEBAGAI SALAH SATU BENTUK COOPERATIVE LEARNING

Written By mutadi on Sabtu, 02 Maret 2013 | 19.30


H. Mutadi, S. Pd., M. Ed

A. Cooperative Learning

Cooperative learning adalah sebuah grup kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a task), atau untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common goal). Ada beberapa tehnik coperative learning yang berbeda, tetapi, kesemuanya memiliki ciri-ciri dasar yang sama. Salah satu ciri dasar yang dimaksud adalah bahwa ketika siswa melakukan pekerjaan dalam grupnya, mereka lakukan dengan saling bekerja sama (they work cooperatively).
Sedangkan ciri-ciri dasar yang lainnya adalah, pertama, setiap anggota dalam sebuah grup harus menerima bahwa mereka adalah bagian dari sebuah tim yang mempunyai tujuan tertentu. Kedua, setiap anggota dalam grup harus menyadari bahwa permasalahan yang mereka pecahkan adalah permasalahan grup. Sukses atau gagalnya sebuah grup (the success or failure of group) tersebut menjadi tanggungjawab setiap anggota. Ketiga, untuk menyelesaikan atau melengkapi tugas kelompoknya, setiap siswa harus berbicara satu dengan yang lain – terlibat aktif dalam mendiskusikan setiap permasalahan. Terakhir, yang perlu dijelaskan pada semua adalah, bahwa hasil pekerjaan setiap anggota memiliki andil yang besar dalam sukses atau tidaknya sebuah grup.
Bukanlah cooperative learning jika sekelompok siswa duduk bersama dalam sebuah grup dan memecahkan permasalahan secara individual. Bukanlah cooperative learning jika sekelompok siswa duduk bersama dalam sebuah grup dan membiarkan seorang anggota melakukan seluruh pekerjaan. Dengan demikian peranan seorang guru dalam cooperative learning sangat diperlukan untuk mendinamisasikan setiap grup dan mendorong murid untuk saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.

B. Keuntungan Cooperative Learning

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari aktivitas Cooperative Learning diantaranya:

1. Mengurangi kecemasan (Reduction of Anxiety), seperti:
  • menghilangkan perasaan “terisolasi” dan panik.
  • menggantikan bentuk persaingan (competition) dengan saling kerja sama (cooperation)
  • melibatkan siswa untuk aktif di dalam proses belajar
  • menciptakan suasana kelas yang lebih rilek dan tidak terlalu resmi (more relaxed and informal classroom)
  • karena bekerja di dalam grup yang kecil hambatan rasa malu (barriers of shyness) dan rasa kurang percaya diri (lack of confidence) dapat dikurangi.
2. Belajar melalui komunikasi (Learning through communication), seperti:

  • mereka belajar dengan berbicara dan mendengarkan satu dengan yang lainnya.
  • mereka dapat berdiskusi (discuss), berdebat (debate), adu gagasan (wrestle with idea), konsep dan keahlian sampai benar-benar mamahaminya.
  • mereka memiliki rasa peduli (care), rasa tanggung jawab (take responsibility) terhadap teman lain dalam proses belajarnya
  • mereka dapat belajar menghargai (learn to appreciate) perbedaan etnik (ethnicity), perbedaan tingkat kemampuan (performance level), dan cacat fisik (disability)
3. Dengan cooperative learning memungkinkan siswa dapat belajar bersama, saling membantu, mengintegrasikan pengetahuan baru (new knowledge) dengan pengetahuan yang telah ia miliki (prior knowledge) dan menemukan pemahamannya sendiri lewat eksplorasi, diskusi, menjelaskan, mencari hubungan (relate), dan mempertanyakan gagasan-gagasan baru yang muncul dalam kelompoknya.

C. Students Team – Achievement Divisions (STAD)

Students Team – Achievement Divisions (STAD) dikembangkan oleh Robert E. Slavin dari Johns Hopkins University, berinduk pada kajian beberapa metode yang ia namakan Students Team Learning (STL) tahun 1980-an. STAD tersusun dari lima komponen utama: Persentasi kelas (class presentation), belajar dalam grup (teams), pengerjaan kuis (quizzes), perhitungan peningkatan skore individu (individual improvement scores), penghargaan tim (team recognition).

1. Presentasi kelas (Class presentation)
Bentuk presentasi kelas dapat berupa pengajaran langsung (direct instruction), kelas diskusi (a lecture-discussion) yang dikondisikan langsung oleh guru dan juga presentasi audio-visual. Presentasi kelas di STAD berbeda dari pengajaran biasanya. Siswa harus memberikan perhatian penuh selama presentasi kelas, sebab akan membantu mereka untuk menjawab kuis dengan baik nantinya, dan skor kuisnya akan menentukan skor timnya.
2. Grup atau tim (teams)
Setiap grup terdiri dari empat sampai lima anggota yang merepresentasikan perpaduan berbagi tingkat kemampuan akademik siswa (academic performances), jenis kelamin (sex), ras (race) ataupun etnik (ethnicity). Fungsi utama dari grup ini adalah untuk mempersiapkan setiap anggotanya agar dapat mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyajikan materi, anggota grup bertemu dan mengerjakan lembar kerja (worksheets) atau materi yang lain. Yang sering terjadi, adalah berdiskusi untuk memecahkan permasalahan (discussing problem together), membandingkan jawaban (comparing answer), dan mengoreksi beberapa kesalahan konsep (misconceptions) jika anggota dalam grupnya melakukan pengerjaan yang salah.
Grup adalah hal yang teramat penting dalam STAD. Dalam banyak hal, penekanan diberikan pada setiap anggota grup (team members) untuk melakukan sesuatu yang terbaik buat grupnya. Sebaliknya, pentingnya peranan sebuah grup adalah melakukan hal yang terbaik dalam membantu meningkatkan kemampuan setiap anggotanya. Grup memberikan bantuan dari teman sebaya (peer support) untuk meningkatkan pemahaman atau kemampuan akademik (academic performance).
3. Kuis (Quizzes).
Setelah satu atau dua periode pengajaran (teacher presentation) dan satu atau dua periode grup melakukan praktek (atau diskusi memecahkan permasalahan), murid mengambil kuis pribadi (individual quizzes). Siswa “tidak diijinkan” untuk saling membantu selama mengerjakan kuis pribadi ini. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin agar setiap siswa memiliki tanggungjawab untuk benar-benar memahami materi pelajaran.
4. Peningkatan skor individual (Individual Improvement Scores)
Gagasan yang berada dibalik ide tentang “peningkatan skor individual” adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk mencapai tingkat kemampuan (performance goal) yang lebih tinggi dari yang telah dicapai sebelumnya. Beberapa siswa dapat menyumbangkan point maksimum (maximum points) pada grupnya dalam sistim penskoran STAD apabila mereka menunjukkan peningkatan yang berarti dibanding kemampuannya yang lalu. Setiap siswa diberikan “skor dasar” (base score) berdasarkan rata-rata skor kuis sebelumnya. Points yang bisa disumbangkan untuk grupnya didasarkan pada berapa besar skor kuisnya melampaui atau berada di bawah “skor dasar”-nya.
5. Penghargaan grup (team recognition)
Grup akan menerima penghargaan jika rata-rata skor mereka memenuhi atau melampaui kriteria tertentu.

D. Persiapan dalam STAD

Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam STAD adalah:
1. Materi
Membuat lembar kerja dan lembar jawaban (a worksheet and a worksheet answer), dan kuis untuk setiap unit yang anda rencanakan untuk diajarkan.

2. Mengelompokkan murid dalam grup (Assigning students to teams)
Sebuah grup di dalam STAD adalah grup yang anggotanya terdiri dari empat atau lima orang siswa. Grup tersebut hendaknya merepresentasikan perpaduan berbagai tingkat kemampuan akademik, ras, etnik dan jenis kelamin. Setiap grup diharapkan terdiri dari murid yang berkemampuan tinggi (high performer), berkemampuan rendah (low performer), dan kelas berkemampuan menengah (two averages performers). Istilah “berkemampuan tinggi” adalah sesuatu yang sangat relatif, tentu saja hal ini dimaksudkan untuk siswa yang berkemampuan tinggi dalam kelasnya.

Dalam pembentukan grup sebaiknya dilakukan oleh guru dari pada dipilih oleh timnya sendiri. Sebab murid cenderung memilih temannya yang disukai. Dalam mengelompokkan siswa tersebut, ikutilah langkah-langkah berikut ini:

1. Meranking siswa
Rangkinglah siswa yang ada dalam kelasmu dari yang berkemampuan tertinggi sampai yang terendah. Gunakan apapun informasi yang kamu miliki untuk melakukan perankingan ini, skor hasil tes adalah yang terbaik. Namun hal itu perlu didukung oleh keputusan pribadimu. Tidak perlu perankingan yang paling sempurna tapi lakukan yang terbaik yang kamu bisa.
2. Memutuskan banyaknya grup (Decide on the number of teams).
Setiap grup harus memiliki empat anggota jika mungkin. Untuk memutuskan berapa grup yang akan kamu miliki, bagilah jumlah murid dalam kelas dengan empat, hasil pembagian tersebut merupakan jumlah grup yang harus kamu punyai. Sebagai contoh, jika ada 32 siswa dalam suatu kelas, kamu akan memiliki 8 grup dengan masing-masing empat anggota. Jika jumlah siswa bukan bilangan yang habis dibagi empat, sisanya mungkin akan satu, dua atau tiga. Selanjutnya kamu akan memiliki satu, dua atau tiga grup yang anggotanya terdiri dari lima orang. Sebagai contoh, apabila ada 30 siswa dalam kelasmu, kamu akan mempunyai tujuh grup, dimana lima grup akan memiliki empat anggota dan dua grup akan memiliki lima anggota.
3. Menempatkan siswa dalam kelompok (Assigning Students to Teams)
Ketika kamu melakukan pengelompokan, ciptakan sebuah kelompok yang seimbang (balance) yaitu (a) Setiap kelompok terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan dari tingkat terendah, menengah (average), dan tinggi, dan (b) rata-rata tingkat kemampuan dalam semua kelompok yang ada di kelas itu adalah “hampir sama”. Dalam mengelompokkan siswa, gunakan daftar peringkat kemampuan siswa. Berikan huruf tim pada setiap siswa. Sebagai contoh, jika suatu kelas ingin dibuat menjadi delapan kelompok gunakan huruf tim dari A sampai H. Mulailah dari bagian atas dari daftarmu denga huruf “A”, lanjutkan pemberian huruf sampai pada bagian tengah daftarmu. Ketika anda mendapati huruf terakhir dari huruf tim tersebut yaitu H, lanjutkan pemberian huruf tim dari arah yang berlawanan yaitu H, G, F, …. Ketika anda mendapati huruf tim “A”, berhentilah dan ulangi proses ini dari bawah ke atas (button up) atau mulai dari ranking yang terendah. Sekali lagi mulai dan berakhir dengan huruf “A”.

Misalkan dalam suatu kelas terdapat jumlah murid (17 atau 18) maka murid yang tidak terlabeli dengan huruf tim akan ditambahkan ke dalam kelompok tertentu dengan memperhatikan ras atau etnik (race or ethnicity) dan keseimbangan jenis kelamin (sex balance). Setelah anda selesai melabeli setiap siswa dengan huruf tim selanjutnya:
a. Ambil lembar daftar anggota kelompok. Tuliskan nama siswa dalam daftar anggota kelompok itu. Biarkan “nama timnya” tidak terisi.
b. Tuliskan skor dasarnya (base score). Skore dasar merepresentasikan skore rata-rata siswa setelah mengerjakan beberapa kuis sebelumnya. Jika anda memulai STAD setelah anda memberikan tiga atau lebih kuis, gunakan rata-rata skor kuis tersebut sebagai skor dasarnya. Jika tidak, gunakan hasil akhir dari kelas sebelumnya.

Peningkatan point (Improvement points)

Murid menyumbangkan point untuk timnya berdasarkan berapa banyak skor kuis mereka melampaui atau berada di bawah skor dasarnya. Kriterianya sebagai berikut:

Sebagai contoh, misalkan seorang siswa memiliki skor dasar = 83; skor kuis = 90; maka point peningkatannya = 20. Kemudian tuliskan point peningkatannya tersebut dalam Lembar Rekapitulasi Tim (Students’ Team Summary Sheets)

Kriteria penghargaan (Criteria for awards)

Ada tiga tingkat penghargaan yang dapat diberikan berdasarkan pada rata-rata skor yang dicapai oleh suatu tim, yaitu sebagai berikut:

Ketika anda pertama kali memberikan kuis pada siswa, anda perlu menjelaskan aturan peningkatan point (the improvement point system), dalam penjelasan anda, hal yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut:

   1. Tujuan utama dari sistem peningkatan point adalah memberikan skor minimum untuk dilampaui. Skor minimum didasarkan pada kemampuan sebelumnya sehingga semua murid memiliki kesempatan yang sama (an equal chance) untuk sukses jika mereka melakukan yang terbaik dalam bidang akademiknya.
   2. Tujuan yang kedua dari sistem peningkatan point ini adalah untuk membuat murid menyadari bahwa skor setiap individu dalam timnya adalah penting — bahwa seluruh anggota dalam tim dapat menyumbangkan peningkatan point yang maksimum apabila mereka melakukan yang terbaik.
   3. Sistem peningkatan point adalah sesuatu yang adil (fair), sebab setiap siswa berkompetisi hanya dengan dirinya sendiri (competing only with himself or herself) untuk meningkatkan prestasinya.

Menghitung kembali skor dasar (Recomputing Base Scores)
dan Merubah anggota tim (Changing Teams)

Pada selang waktu tertentu (setelah lima atau enam minggu dari STAD ini) hitung kembali rata-rata skor kuis murid dan berikan skor dasar yang baru (student’s new base score) bagi murid tersebut. Susunlah murid dalam kelompok yang baru. Hal ini diharapkan dapat memberikan kesempatan baru pada siswa yang berada pada tim yang skornya rendah. Disamping, memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja dengan teman yang lainnya dan juga membuat program ini tetap segar (fresh).

Penilaian (Grading)

Ketika memberikan nilai pada murid (report card grades), nilai hendaknya didasarkan pada skor kuis siswa sebenarnya (students’ actual quiz scores), bukan pada peningkatan point mereka atau skor tim (kecuali jika anda mau menghadiahkan bonus lima point berdasarkan pada tim yang sukses tersebut di atas). Tetapi ini bukanlah ide yang baik memberikan penilaian berdasarkan kemampuan tim, sebagai anggota yang berkemampuan tinggi akan merasa bahwa ini adalah sesuatu yang tidak adil (unfair).

REFERENSI

Artzt, A. F. dan Newman, C. M.,1993, How to Use Cooperative Learning in the Mathematics Class, National Council of Teachers of Mathematics (NCTM), Virginia
Anania, L., 2000, Cooperative Problem Solving, MAV Conference, Melbourne.
Slavin,R. E., 1994, A Practical Guide to Cooperative Learning, Allyn and Bacon A Division of Paramount Publishing, Massachusetts.
Share this article :

1 komentar:

Silahkan komentar dibawah ini

WELCOME

Popular Posts

SpongeBob SquarePants

Visitor

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. DUNIA PEMBELAJARAN - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template